TEKNIK INFERENSI


Defenisi Inferensi:  Proses yang digunakan dalam Sistem Pakar untuk menghasilkan informasi baru dari informasi yang telah diketahui .

Dalam sistem pakar, proses inferensi dilakukan dalam suatu modul yang disebut Inference Engine (Mesin inferensi) .  Ketika representasi pengetahuan  (RP) pada bagian  knowledge base telah lengkap, atau paling tidak telah berada pada level yang cukup akurat, maka RP tersebut telah siap digunakan. Inference engine merupakan modul yang berisi program tentang bagaimana mengendalikan proses reasoning.


REASONING 

Definisi : Proses bekerja dengan pengetahuan, fakta dan strategi pemecahan masalah, untuk mengambil suatu kesimpulan.
(Berpikir dan mengambil kesimpulan).
Inferencing dengan Rules : FORWARD dan BACKWARD CHAINING 

Deductive Reasoning

􀁠 Kita menggunakan reasoning deduktif untuk mendeduksi
informasi baru dari hubungan logika pada informasi yang
telah diketahui.
􀁠 Contoh:
􀁠  TEKNIK  INFERENSI


Defenisi Inferensi:  Proses yang digunakan dalam Sistem Pakar untuk menghasilkan informasi baru dari informasi yang telah diketahui .

Dalam sistem pakar, proses inferensi dilakukan dalam suatu modul yang disebut Inference Engine (Mesin inferensi) .  Ketika representasi pengetahuan  (RP) pada bagian  knowledge base telah lengkap, atau paling tidak telah berada pada level yang cukup akurat, maka RP tersebut telah siap digunakan. Inference engine merupakan modul yang berisi program tentang bagaimana mengendalikan proses reasoning.


REASONING 
Definisi : Proses bekerja dengan pengetahuan, fakta dan strategi pemecahan masalah, untuk mengambil suatu kesimpulan.
(Berpikir dan mengambil kesimpulan).
Inferencing dengan Rules : FORWARD dan BACKWARD CHAINING 

Deductive Reasoning
􀁠 Kita menggunakan reasoning deduktif untuk mendeduksi
informasi baru dari hubungan logika pada informasi yang
telah diketahui.
􀁠 Contoh:
􀁠 Implikasi : Saya akan basah kuyup jika berdiri ditengahtengah
hujan deras
􀁠 Aksioma : Saya berdiri ditengah-tengah hujan deras
􀁠 Konklusi : Saya akan basah kuyup
IF A is True AND IF A IMPLIES B is True, Then B is True

BACKWARD CHAINING 
Pendekatan goal-driven, dimulai dari ekspektasi apa yang diinginkan terjadi (hipotesis), kemudian mengecek pada sebab-sebab yang mendukung (ataupun kontradiktif) dari ekspektasi tersebut.
Jika suatu aplikasi menghasilkan tree yang sempit dan cukup dalam, maka gunakan backward chaining.   Beberapa sifat dari backward chaining:
Good for Diagnosis.
Looks from present to past.
Works from consequent to antecedent.
Is goal-driven, top-down reasoning.
Works backward to find facts that support the hypothesis.
Pada komputer, program dimulai dengan tujuan (goal) yang diverifikasi apakah bernilai TRUE atau FALSE 

o  Kemudian melihat pada suatu rule yang mempunyai GOAL tersebut pada bagian konklusinya.
 
o  Mengecek pada premis dari rule tersebut untuk menguji apakah rule tersebut terpenuhi (bernilai TRUE)
 
o  Pertama dicek apakah ada assertion-nya  

Jika pencarian disitu gagal, maka ES akan mencari rule lain yang memiliki konklusi yang sama dengan rule pertama tadi.
Tujuannya adalah membuat rule kedua terpenuhi (satisfy).

Proses tersebut berlajut sampai semua kemungkinan yang ada telah diperiksa atau sampai rule inisial yang diperiksa (dg GOAL) telah terpenuhi 

o  Jika GOAL terbukti FALSE, maka GOAL berikut yang dicoba.
 

 
FORWARD CHAINING 

Forward chaining merupakan grup dari multipel inferensi yang melakukan  pencarian dari suatu masalah kepada solusinya.
 
·  Jika klausa premis sesuai dengan situasi (bernilai TRUE), maka proses akan meng-assert konklusi 
·  Forward Chaining adalah data driven karena inferensi dimulai dengan informasi yg tersedia dan baru konklusi diperoleh .

•  Beberapa Sifat forward chaining: 
–  Good for monitoring, planning, and control
 
–  Looks from present to future.
 
–  Works from antecedent to consequent.
 
–  Is data-driven, bottom-up reasoning.
 
–  Works forward to find what solutions follow from the facts.
 
–  It facilitates a breadth-first search.
 
–  The antecedents determine the search.
 
–  It does not facilitate explanation. 

Jika suatu aplikasi menghasilkan tree yang lebar dan tidak dalam, maka gunakan

 forward chaining. : Saya akan basah kuyup jika berdiri ditengah-tengah hujan deras

􀁠 Aksioma : Saya berdiri ditengah-tengah hujan deras
􀁠 Konklusi : Saya akan basah kuyup
IF A is True AND IF A IMPLIES B is True, Then B is True

BACKWARD CHAINING 

Pendekatan goal-driven, dimulai dari ekspektasi apa yang diinginkan terjadi (hipotesis), kemudian mengecek pada sebab-sebab yang mendukung (ataupun kontradiktif) dari ekspektasi tersebut.
Jika suatu aplikasi menghasilkan tree yang sempit dan cukup dalam, maka gunakan backward chaining.   Beberapa sifat dari backward chaining:
Good for Diagnosis.
Looks from present to past.
Works from consequent to antecedent.
Is goal-driven, top-down reasoning.
Works backward to find facts that support the hypothesis.

Pada komputer, program dimulai dengan tujuan (goal) yang diverifikasi apakah bernilai TRUE atau FALSE 
o  Kemudian melihat pada suatu rule yang mempunyai GOAL tersebut pada bagian konklusinya.
 
o  Mengecek pada premis dari rule tersebut untuk menguji apakah rule tersebut terpenuhi (bernilai TRUE)
 
o  Pertama dicek apakah ada assertion-nya  
Jika pencarian disitu gagal, maka ES akan mencari rule lain yang memiliki konklusi yang sama dengan rule pertama tadi.

Tujuannya adalah membuat rule kedua terpenuhi (satisfy).
Proses tersebut berlajut sampai semua kemungkinan yang ada telah diperiksa atau sampai rule inisial yang diperiksa (dg GOAL) telah terpenuhi 
o  Jika GOAL terbukti FALSE, maka GOAL berikut yang dicoba.
 

 
FORWARD CHAINING 

Forward chaining merupakan grup dari multipel inferensi yang melakukan  pencarian dari suatu masalah kepada solusinya.
 
·  Jika klausa premis sesuai dengan situasi (bernilai TRUE), maka proses akan meng-assert konklusi 
·  Forward Chaining adalah data driven karena inferensi dimulai dengan informasi yg tersedia dan baru konklusi diperoleh .

•  Beberapa Sifat forward chaining: 
–  Good for monitoring, planning, and control
 
–  Looks from present to future.
 
–  Works from antecedent to consequent.
 
–  Is data-driven, bottom-up reasoning.
 
–  Works forward to find what solutions follow from the facts.
 
–  It facilitates a breadth-first search.
 
–  The antecedents determine the search.
 
–  It does not facilitate explanation. 

Jika suatu aplikasi menghasilkan tree yang lebar dan tidak dalam, maka gunakan forward chaining.

Comments (0)